Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 05 Juni 2015

Sistem Kemasyarakatan, Pemerintahan, Filsafat, dan Kepercayaan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia



Sistem Kemasyarakatan, Pemerintahan, Filsafat, dan Kepercayaan Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia

1)      Sistem Kemasyarakatan
Dalam sistem kemasyarakatan yang berkembang, sistem kasta tetap saja menjadi dinding atau pemisah, sistem kasta ini juga merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat atau derajat orang yang bersangkutan. Setiap orang sudah ditentukan kastanya, hal ini lebih dominan pada sistem keturunan. Sistem kasta ini muncul dalam masyarakat Indonesia setelah ada hubungan dengan India. Terdapat empat kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Weisya dan Sudra. Akan tetapi sistem kasta ini bukan asli Indonesia.


2)      Sistem Pemerintahan
Dalam bidang pemerintahan sendiri dengan masuknya pengaruh Hindu maka muncul pemerintahan (penguasa) yang dipegang oleh raja. Tampak jelas, sistem ini sangatlah berkembang pada masa kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia. Berbeda dengan masa sebelumnya yakni yang menjadi pemimpin atau panutan adalah kepala suku, hal ini dikarenakan mereka yang dianggap mempunyai kelebihan dibandingkan warga lainnya(primus interpares).

3)      Sistem Filsafat
Akulturasi filsafat Hindu Indonesia menimbulkan filsafat Hindu Jawa. Misalnya, tempat yang makin tinggi makin suci sebab merupakan tempat bersemayam para dewa. Itulah sebabnya raja-raja Jawa (Surakarta dan Yogyakarta) setelah meninggal dimakamkan di tempat-tempat yang tinggi, seperti Giri Bangun, Giri Layu (Surakarta), dan Imogiri (Yogyakarta).

4)      Sistem Kepercayaan
Nenek moyang bangsa Indonesia mempunyai kepercayaan menyembah roh nenek moyang (animisme) juga dinamisme dan totemisme. Namun, setelah pengaruh interaksi kebudayaan Hindu–Buddha masuk terjadilah akulturasi sistem kepercayaan sehingga masyarakat Indonesia mulai ada yang menganut agama Hindu dan Buddha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar